Jumat, 07 Agustus 2015

Beberapa sisi negatif nasyid-nasyid Islami

Assalamu’alaikum sahabat The Eco.

Pada kesempatan kali ini saya akan membahas sedikit mengenai beberapa sisi negatif dari nasyid-nasyid Islami. Tentunya para sahabat sudah tahu kan apa itu nasyid? Sekedar mengulas sedikit ingatan kalian kembali saja nih ya, nasyid itu merupakan seni suara yang berbau Islami, biasanya dinyanyikan secara acappela dengan hanya diiringi gendang. Tetapi pada zaman modern seperti saat ini, nasyid-nasyid Islami sudah banyak yang diiringi dengan berbagai macam alat musik seperti gitar dan piano.
85c38eb2623ba27f2adcdcae888b6ff3

Nah untuk mengetahui lebih lanjut mengenai nasyid Islami, ada beberapa sisi negatif yang mungkin kebanyakan orang belum mengetahuinya.
Inilah beberapa kerusakan dan sisi negatif nasyid-nasyid yang berlabel Islam:
  1. Menghabiskan waktu anak-anak hingga para remaja, sehingga mereka tidak dapat memanfaatkan waktu itu untuk hal-hal yang bermanfaat bagi mereka.
  2. Melakukan penyerupaan dengan musik dari Barat maupun Timur, yang dilakukan para penyanyi dan pemusiknya.
  3. Menyerupai lagu-lagu gereja yang biasa dinyanyikan orang-orang Nasrani ketika mereka sedang melakukan misa atau kebaktian di gereja.
  4. Menyerupai kebiasaan orang-orang sufi yang berdzikir secara berbarengan dengan membentuk lingkaran.
  5. Melibatkan anak-anak kecil dengan suaranya yang menarik dan merdu.
  6. Melibatkan para gadis remaja yang belum berusia baligh dengan beberapa usia yang berbeda, yang terkadang sulit dibedakan antara suara mereka dengan suara remaja putrid yang sudah baligh jika tidak diperhatikan secara seksama.
  7. Mengganti bacaan Al-Qur’an dengan lagu-lagu dan nasyid dalam rangka menarik perhatian remaja dan pemuda, dengan alasan karena mereka tidak merespon jika diajak membaca dan mengaji Al-Qur’an.
  8. Mengganti As-Sunah dengan nasyid, dengan alasan karena tidak ada respon jika diajak mempelajari As-Sunah.
  9. Memenuhi setiap penjuru tempat dengan nasyid, sehingga menggeser bacaan Al-Qur’an.
  10. Tidak jarang disertai dengan beberapa instrument music.
  11. Munculnya beberapa group nasyid yang terdiri dari beberapa personil penyanyi, lalu mereka tampil di tenmpat-tempat umum dan terbuka, di sekolah dan lain sebagainya.
  12. Perkembangan nasyid dengan menyertakan tampilan gambar-gambar yang menyajikan makhluk yang mempunyai eruh, dengan alasan memperhatikan makhluk Allah.
  13. Melibatkan anak-anak wanita yang belum baligh, padahal mereka bisa menjadi sumber cobaan, apalagi dengan membuka sebagian anggota tubuh, sambil bernyanyi berbarengan, melantunkan tema-tema yang bertentangan dengan syariat, bahkan kemudian direkan dan difilmkan dengan menggunakan nama Islam.
  14. Dalam nasyid itu seringkali disusupi hal-hal yang dusta, perumpamaan atau penggambaran yang melampaui batas. Bukti yang paling nyata tentang tentang hal ini ialah tauhid Rubbubiyah yang diakui orang-orang musyrik Quraisy dan bahkan Fir’aun (sementara mereka tidak mengakui tauhid Uluhiyah).
  15. Diantara bentuk kejahatan lain terhadap syariat ialah visualisasi amal dalam rupa orang yang menyanyi, sehingga engkau mendapatkan anak-anak yang menganggap bahwa hal itu adalah gambaran gambaran sholat, yang lain menganggapnya puasa, lalu kedua anak itu mengajak untuk mengikuti dan menirunya. Yang lebih fatal lagi, ada yang menganggap apa yang diucapkannya sebagai bagian dari Al-Qur’an, padahal kalam Allah bukanlah makhluk. Masih banyak anggapan-anggapan lain yang bias muncul dari kepala anak kecil. Sekiranya mereka tahu, bahwa hal itu dimaksudkan untuk mendekatkan pemikiran. Begitulah anggapan mereka.
  16. Tindakan sebagian orang yang menyamakan lagu-lagu fasik dengan cabul dengan makna-makna yang didalamnya ada dziktullah, yang kemudian dilakukan manusia dalam acara-acara pertemuan mereka.
  17. Menamakan syair-syairnya dengan nama Islam, lalu mereka memasukkan kedalam syariat Allah dan agama-Nya sesuatu yang bukan bagian darinya. Memang diantara Ahlus-Sunnah ada yang melantunkan syair-syair, namun tak seorang pun di antara mereka yang menyatakan bahwa ini merupakan bagian dari Islam, tapi masing-masing mempunyai hukumnya sendiri-sendiri. Anda mempunyai hak untuk membedakan antara yang mubah, mustahab, wajib, haram, dan makruh.
  • Kerusakan dan sisi-sisi negatif ini ada yang secara keseluruhannya didapatkan pada satu nasyid dan beberapa nasyid , adakalanya hanya terdapat sebagian di antaranya. Hampir tidak ada satu pun nasyid yang dikenal dengan sebutan nasyid islamy, yang terlepas sedikit pun dari kerusakan-kerusakan tersebut. Yang paling besar dari berbagai kerusakan itu ialah dampak negatifnya terhadap akidah dan tauhid.
Nah bagaimana sahabat setelah mengetahui beberapa sisi negatif dari nasyid Islami ini? Semua tergantung dari masing-masing individu ya apakah mau menerima tulisan ini atau bahkan mengabaikannya. Karena saya yakin masing-masing individu sudah bisa memilah dan memilih sesuatu bermanfaat atau bahkan merugikan dirinya sendiri.

Syukron Jiddan. Wassalamu’alaikum



Daftar pustaka:
https://zulvahize.wordpress.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Selamat Datang di ENote Sahabat . . The Eco