Minggu, 09 Oktober 2016

Tazkiyatun Nufus

Penulis : Tedi Rustandi


Tazkiyatun Nafs adalah memperbaiki jiwa dan membersihkan dengan ilmu yang bermanfaat dan amal shaleh, serta melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangannya.

Rasullullah SAW mengajarkan di dalam sebuah hadist, yang berbunyi :
“ Ketahuialah, bahwa dalam tubuh manusia terdapat segumpal (daging), yang kalau segumpal daging itu baik maka akan baik seluruh (anggota) tubuhnya, dan jika segumpal daging itu buruk maka akan buruk seluruh (anggota) tubuhnya, ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati (manusia)” (H.R al-Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1559).

Itulah Al-Qalbu (hati). Imam al-ghazali memberi keterangan bahwa Qalbu terdiri dari dua komponen. Komponen yang pertama adalah dimensi jasadiyah dimana dimensi ini terdiri dari daging yang lembut dan organ tersebut merupakan hal yang paling penting dalam kehidupan manusia. Komponen yang kedua adalah dimensi ruhaniah yang didalamnya ada sifat cahaya, yang memancurkan nilai-nilai illahiyah dari allah swt.

Menurut pendapat beberapa ulama bahwasanya yang dimaksudkan dengan Qalbu atau hati apabila ditinjau dari segi ilmu kedokteran bisa disamakan dengan jantung (heart). Dimana jantung tersebut adalah pusat dari kehidupan manusia yang berfungsi sebagai penggerak dari organ-organ yang lain.

Para ulama klasik terdahulu sering menjelaskan Qalbu tersubut dengan nilai-nilai Normatif. Akan tapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi ada sebuah riset terbaru pada abad 21 yang mengangkat kasus mengenai Transplantasi jantung serta efek terhadap pola hidup penerima transplantasi. Setelah dilakukan penelitian dan dimuat dalam jurnal ilmiah dapat disimpulkan bahwa ada kecenderungan pola hidup dan religiusitas yang menyamai dengan pemilik jantung sebelumnya. Dalam hal ini penjelasan ulama yang normative tersebut dapat dijawab dengan keterangan riset ilmiah yang dilakukan oleh beberapa ilmuan dari Arizona university.

Lebih lanjut lagi dilihat dari perspektif anatomi dan fisiologi, jantung terbentuk mendahului terbentuknya otak pada janin yaitu pada hari ke-21. Sedangkan terbentuknya otak pada minggu ke-4 kehamilan. Hal tersebut menandakan bahwa fungsi jantung sangat vital bagi kehidupan manusia. Bayangkan saja apabila jantung tidak berfungsi dengan sempurna, maka akan banyak komplikasi yang ditimbulkan dan akan muncul penyakit-penyakit yang disebabkan oleh tidak berfungsi jantung dengan sempurna. Bahkan diindonesia penyakit jantung adalah penyakit dengan prevalensi tinggi. Berbeda halnya dengan otak, berkurangnya fungsi otak tidak akan mempengaruhi secara signifikan terhadap organ lain.

Begitu besar peran jantung bagi kehidupan manusia, pada orang dewasa saja jantung dalam sehari dapat memompa ± 70.000 liter dan dalam 70 tahun hidup manusia jantung dapat memompa ± 1 juta barrel. Jantung memiliki tugas memompa darah kejaringan dengan jarak ± 100.000 km. jantung pun memiliki tugas lain yaitu membawa dan menukar oksigen yang baru dari paru-paru ke sel dan hasil pembakaran di dalam sel (sisa pembakaran yg tidak dibutuhkan) di bawa ke paru-paru kembali untuk dikeluarkan dan juga membawa zat-zat yang dibutuhkan keseluruh tubuh, bahkan otak manusia pun harus di suplai zat-zat yang menunjang kerjanya agar dapat terus berfikir.

Para ahli pun menegaskan bahwa jantung adalah pemimpin bagi otak. Hal ini didasarkan bahwa setiap sel pada jantung ternyata menyimpan memori atas apa yang kita lakukan. Profesor dari Arizona university pun mengatakan bahwa jantung menyimpan informasi hidup. Jantung akan mengalirkan implus listrik dari jantung ke otak. Ketika jantung tersebut memberikan aliran listrik yang positif maka otak pun akan meresponnya dengan positif dan akan menggerakan bagian tubuh lain untuk bertindak positif sesuai dengan apa yang di alirkan jantung ke otak. Sinyal-sinyal jantung yang dialirkan ke otak tersebut akan mempengaruhi emosi manusia.

Sejauh pembahasan ini, sudah dapat disimpulkan bahwa akar dari tingkah laku manusia bermula dari Qalbu (Anatomi fisiologi : jantung). Hal tersebut dapat menjawab paradoks-paradoks kehidupan manusia, seperti halnya kasus yang sedang berkembang pada saat ini. Contohnya ada seorang yang mengaku ulama yang bisa menggandakan uang atau juga ada ustad atau bisa disebut guru spiritual yang melakukan ritual seks dengan muridnya dengan dalih yang bermacam-macam. Bahkan yang lebih membuat aneh lagi pengikut dari mereka bukan saja dari kalangan yang bisa dikatakan kurang ilmu. Akan tetapi banyak dari kalangan intelektual berpendidikan, politisi, pejabat, militer, dan lain sebagainya. Pertanyaannya, Mengapa hal ini terjadi ?

Ada sebuah contoh yang memperkuat argumen tentang konsep Qalbu. Ada sebuah Koran yang memuat kisah tentang seorang pemulung yang menemukan tumpukan uang 100 jt di tempat sampah dan mengembalikan uang tersebut kepemiliknya. Kasus yang hampir sama dengan pemulung tersebut, akan tapi dengan kondisi dan tempat yang berbeda. Ada seorang pejabat yang mendapatkan uang 100 jt dan uang tersebut tidak dikembalikan kepada pemiliknya. Hal tersebut menurut penulis adalah hal yang aneh. Pejabat dengan tingkat pendidikan dan intelektualitas yang tinggi bisa melakukan hal yang tidak sesuai dari tingkat intelektualitasnya. Dan pemulung dengan tingkat pendidikan yang rendah bisa melakukan perbuatan yang mulia tersebut. Pertanyaannya, Mengapa hal ini terjadi ?

Kasus tersebut dapat dijawab dalam surat al-A’raf ayat 179, yang artinya :
“Dan sungguh, akan kami isi neraka jahanam banyak dari kalangan Jin dan Manusia. MEREKA MEMPUNYAI HATI/QALBU, TETAPI TIDAK DIPERGUNAKAN UNTUK MEMAHAMI (AYAT-AYAT ALLAH), dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak mereka gunakan untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah) dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak mereka gunakan untuk mendengar (ayat-ayat Allah), mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi, mereka itulah orang-orang yang lengah”

Jelas sudah inti dari fakta yang ada beserta solusinya. Disambungkan dengan benang merah  dari pendapat para ahli bahwasanya sistem yang ada di jantung akan mempengaruhi aktivitas listrik ke otak. Sel jantung akan menyimpan rekaman secara kuat. Sebagai contoh ketika ada seseorang yang menyakiti kita, maka akan teringat dan tertanam terus di hati dan benak kita akan hal tersebut. Hal ini memberikan kesimpulan bahwa segala sesuatu yang dilakukan memakai hati makan akan terekam lebih kuat dari pada hanya diingat memakai otak kita. Itulah mengapa penghafal al-quran yang menghafalkannya memakai hati maka akan teringat lebih kuat. Inilah rahasia ilmuan/ulama islam klasik yang memiliki multi ilmu, “ilmu dalam islam bukan dalam otak, tapi dalam Qalbu”. Barang siapa ilmunya tinggi akan tetapi tidak selaras dengan petunjuk Allah maka semakin jauh dari Allah swt. Inilah permasalah paradoks pada zaman ini dan menjangkiti negri ini.

Ada sebuah kisah: ketika seorang sahabat sedang bersama rasullulah, sahabat tersebut secara tidak sengaja melihat seorang wanita. Maka dibiarkanlah oleh rasul. Dan untuk kedua kalinya saat sahabat tersebut melihat wanita tersebut, maka rasullulah memperingatkannya. Secara naluriah seorang pria melihat wanita secara tidak sengaja dan mulai tertarik itu adalah hal yang wajar. Akan tetapi pada pandangan selanjutnya akan ada pikiran-pikiran yang menyertainya.

Maka niat menjadi hal yang penting. Niat bermula dari Qalbu dan Qalbu diibaratkan panglima, anggota tubuh lainnya seperti tangan, kaki, mata, dll adalah serdadunya. Apabila panglimanya sudah rusak maka rusak pulalah serdadu-serdadunya. Maka hal yang pertama dan paling utama adalah pendidikan Qalbu.
Kiat-kiat melakukan pendidikan terhadap Qalbu :
1. Dzikrullah
                 “Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), INGATLAH ALLAH DIWAKTU BERDIRI, DIWAKU DUDUK DAN DI WAKTU BERBARING. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardlu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman”. (Q.S An-Nisa : 103).

Secara universal kegiatan manusia terdiri dari 3 hal, yaitu : berdiri, duduk, dan terlentang. Maka diperintahkan kepada kita untuk selalu mengingat Allah pada setiap aktivitas. Bahkan saat masuk toilet saja islam telah mensettingnya agar manusia selalu mengingat Allah. Mulai dari proses masuk kamar mandi yang diawali dengan berdoa dan masuk dengan kaki kiri sampai dengan keluar toilet pun berdoa dan keluar dengan kaki kanan terlebih dahulu. Bahkan adab didalam kamar mandi pun telah diatur oleh islam dengan sedemikian rupa. Ada beberapa kekeliruan di masyarakat kita khususnya kaum muda, ada kegemaran yang aneh yaitu kebiasaan mencoret-coret kamar mandi. Padahal hal tersebut adalah hal yang kurang baik yaitu menyerupai tradisi kaum komunis yaitu vandalism (coret-coret ditembok).

Dengan terus mengingat Allah maka merecovery Qalbu kita untuk terus berbuat ma’ruf menjauhi perbuatan munkar. Berdzikir dapat meningkatkan hubungan transenden kita dengan Allah. Berdzikir bisa dilakukan kapan saja seperti :
·         Shalawat
·         Dzikir pagi dan sore
·         Dll


2. tilawah al-Qur’an
                 Pembahasan dilantut ditulisan berikutnya . . .





Daftar Pustaka/sumber :
·         Kajian Ahad Pagi Islamic Center UAD

·         Hati Mengeras Tak Tersiram Kitabullah Prof.Dr.Ir. H. Kudang Abdulllah B. Seminar, MSc Khutbah Idul Fitri 1433 H