Manusia sebagai individual yang
membutuhkan orang lain untuk melakukan segala yang dibutuhkannya untuk bertahan
hidup, dan dalam cangkupan luas untuk memuluskan setiap keinginannya.
Pada dasarnya manusia adalah insan
yang lemah di mata Allah swt. Sehingga manusia membutuhkan pertolongan darinya.
Seperti yang tertulis pada surat Al-Fatihah ayat 5. Yang berbunyi :
iyyaaka na’budu wa-iyyaaka nasta’iin
{1} Na’budu diambil dari kata ‘ibaadat: kepatuhan
dan ketundukkan yang ditimbulkan oleh perasaan terhadap kebesaran Allah,
sebagai Tuhan yang disembah, karena berkeyakinan bahwa Allah mempunyai
kekuasaan yang mutlak terhadapnya.
{2} Nasta’iin (minta pertolongan), terambil dari
kata isti’aanah: mengharapkan bantuan untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan
yang tidak sanggup dikerjakan dengan tenaga sendiri.
Dari
poin di atas sudah menjelaskan sedikit mengenai bagaimana kedudukan manusia
sebagai hamba Allah. Selain kedudukan manusia sebagai hamba Allah. Manusia
memiliki kedudukan yang lain. Dua kedudukan manusia :
1.
Kedudukan
sebagai hamba Allah, dan
2.
Kedudukan
sebagai seorang Khalifah,
Kembali ke pembahasan awal manusia. Manusia sebagai hamba allah
harus pandai-pandai memposisikan diri. Secara mendasar cara memposisikan
manusia sebagai hamba Allah adalah dengan cara tunduk patuh kepada Allah.
Melaksanakan apa yang diperintahkannya dan menjauhi apa-apa yang dilarangnya.
Yang kedua, manusia tidak boleh lupa akan tugasnya yang keduai di
dunia yaitu memposisikan dirinya sebagai seorang khalifah.
Bagaimana menjadi hamba Allah yang benar. Dengan mengenal Islamlah
seseorang dapat mengetahui syarat-syarat menjadi seorang hamba yang benar.
Karena di islam itu, ada suatu pelajaran yang di turunkan langsung oleh Allah
swt. Kepada hambanya.
Ada
empat poin yang selain agar kita menjadi hamba Allah yang tunduk dan ta’at
kepadanya :
1.
Iman
2.
Islam
3.
Taq’wa
4.
Ikhsan
-Iman- Kalimat LA ILLAHA
ILLALLAH, suatu pernyataan yang memperjelas bahwa untuk menjadi hamba Allah
yang benar yaitu dengan meyakini bahwa hanya Allahlah satu-satunya ILLAH yang
wajib di sembah.
Qur’an Surat Al-Hajj Ayat 78 mengatakan bahwa :
78. Dan berjihadlah kamu di jalan
Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu, dan Dia tidak
menjadikan kesukaran untukmu dalam agama. (Ikutilah) agama nenek moyangmu
Ibrahim. Dia (Allah) telah menamakan kamu orang-orang muslim sejak dahulu, dan
(begitu pula) dalam (Al Quran) ini, agar Rasul (Muhammad) itu menjadi saksi
atas dirimu dan agar kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia. Maka
laksanakanlah shalat (selalu), tunaikanlah zakat, dan berpegang teguhlah kepada
Allah. Dialah Pelindungmu; Dia sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong.
Iman
Pondasi Landasan
Dengan penjelasan di atas, sebagai hamba Allah yang baik harus
selalu Percaya, Menolak yang lain, dan mencintai Allah dari pada yang lain.
Memposisikan cinta kita kepada Allah pada posisi Utama adalah hal
yang harus kita lakukan. Cinta kita kepada Allah melebihi cinta kita kepada
kedua orang tua, pasangan hidup, anak, saudara, dan lain sebagainya.
-Makna Islam-
Q.S Ibrahim Ayat 24 :
24. (pohon) itu menghasilkan buahnya pada
setiap waktu dengan seizin Tuhannya. Dan Allah membuat perumpamaan itu untuk
manusia agar mereka selalu ingat.
Dengan mengenal makna Islam yang sesungguhnya :
1.
Merasa
damai
2.
Tidak
berlaku sewenang-wenang.
3.
Sifat
saling mengenal (Ramah)
4.
Kasih
Sayang
5.
Berprasangka
baik.
6.
D.S.B