Minggu, 29 November 2015

Kedudukan Manusia Sebagai Hamba ALLAH



Manusia sebagai individual yang membutuhkan orang lain untuk melakukan segala yang dibutuhkannya untuk bertahan hidup, dan dalam cangkupan luas untuk memuluskan setiap keinginannya.

Pada dasarnya manusia adalah insan yang lemah di mata Allah swt. Sehingga manusia membutuhkan pertolongan darinya. Seperti yang tertulis pada surat Al-Fatihah ayat 5. Yang berbunyi :

iyyaaka na’budu wa-iyyaaka nasta’iin

Artinya : Hanya Engkaulah yang kami sembah {1}, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan. {2}
{1} Na’budu diambil dari kata ‘ibaadat: kepatuhan dan ketundukkan yang ditimbulkan oleh perasaan terhadap kebesaran Allah, sebagai Tuhan yang disembah, karena berkeyakinan bahwa Allah mempunyai kekuasaan yang mutlak terhadapnya.
{2} Nasta’iin (minta pertolongan), terambil dari kata isti’aanah: mengharapkan bantuan untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan yang tidak sanggup dikerjakan dengan tenaga sendiri.

Dari poin di atas sudah menjelaskan sedikit mengenai bagaimana kedudukan manusia sebagai hamba Allah. Selain kedudukan manusia sebagai hamba Allah. Manusia memiliki kedudukan yang lain. Dua kedudukan manusia :

1.      Kedudukan sebagai hamba Allah, dan

2.      Kedudukan sebagai seorang Khalifah,

Kembali ke pembahasan awal manusia. Manusia sebagai hamba allah harus pandai-pandai memposisikan diri. Secara mendasar cara memposisikan manusia sebagai hamba Allah adalah dengan cara tunduk patuh kepada Allah. Melaksanakan apa yang diperintahkannya dan menjauhi apa-apa yang dilarangnya.

Yang kedua, manusia tidak boleh lupa akan tugasnya yang keduai di dunia yaitu memposisikan dirinya sebagai seorang khalifah.

Bagaimana menjadi hamba Allah yang benar. Dengan mengenal Islamlah seseorang dapat mengetahui syarat-syarat menjadi seorang hamba yang benar. Karena di islam itu, ada suatu pelajaran yang di turunkan langsung oleh Allah swt. Kepada hambanya.
Ada empat poin yang selain agar kita menjadi hamba Allah yang tunduk dan ta’at kepadanya :

1.      Iman

2.      Islam

3.      Taq’wa

4.      Ikhsan

-Iman-  Kalimat LA ILLAHA ILLALLAH, suatu pernyataan yang memperjelas bahwa untuk menjadi hamba Allah yang benar yaitu dengan meyakini bahwa hanya Allahlah satu-satunya ILLAH yang wajib di sembah.

Qur’an Surat Al-Hajj Ayat 78 mengatakan bahwa :

78. Dan berjihadlah kamu di jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu, dan Dia tidak menjadikan kesukaran untukmu dalam agama. (Ikutilah) agama nenek moyangmu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamakan kamu orang-orang muslim sejak dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini, agar Rasul (Muhammad) itu menjadi saksi atas dirimu dan agar kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia. Maka laksanakanlah shalat (selalu), tunaikanlah zakat, dan berpegang teguhlah kepada Allah. Dialah Pelindungmu; Dia sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong.

Iman                               Pondasi                            Landasan

Dengan penjelasan di atas, sebagai hamba Allah yang baik harus selalu Percaya, Menolak yang lain, dan mencintai Allah dari pada yang lain.

Memposisikan cinta kita kepada Allah pada posisi Utama adalah hal yang harus kita lakukan. Cinta kita kepada Allah melebihi cinta kita kepada kedua orang tua, pasangan hidup, anak, saudara, dan lain sebagainya.

-Makna Islam- 
Q.S Ibrahim Ayat 24 :

24. (pohon) itu menghasilkan buahnya pada setiap waktu dengan seizin Tuhannya. Dan Allah membuat perumpamaan itu untuk manusia agar mereka selalu ingat.
Dengan mengenal makna Islam yang sesungguhnya :
1.      Merasa damai
2.      Tidak berlaku sewenang-wenang.
3.      Sifat saling mengenal (Ramah)
4.      Kasih Sayang
5.      Berprasangka baik.
6.      D.S.B