Minggu, 09 Oktober 2016

Tazkiyatun Nufus

Penulis : Tedi Rustandi


Tazkiyatun Nafs adalah memperbaiki jiwa dan membersihkan dengan ilmu yang bermanfaat dan amal shaleh, serta melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangannya.

Rasullullah SAW mengajarkan di dalam sebuah hadist, yang berbunyi :
“ Ketahuialah, bahwa dalam tubuh manusia terdapat segumpal (daging), yang kalau segumpal daging itu baik maka akan baik seluruh (anggota) tubuhnya, dan jika segumpal daging itu buruk maka akan buruk seluruh (anggota) tubuhnya, ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati (manusia)” (H.R al-Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1559).

Itulah Al-Qalbu (hati). Imam al-ghazali memberi keterangan bahwa Qalbu terdiri dari dua komponen. Komponen yang pertama adalah dimensi jasadiyah dimana dimensi ini terdiri dari daging yang lembut dan organ tersebut merupakan hal yang paling penting dalam kehidupan manusia. Komponen yang kedua adalah dimensi ruhaniah yang didalamnya ada sifat cahaya, yang memancurkan nilai-nilai illahiyah dari allah swt.

Menurut pendapat beberapa ulama bahwasanya yang dimaksudkan dengan Qalbu atau hati apabila ditinjau dari segi ilmu kedokteran bisa disamakan dengan jantung (heart). Dimana jantung tersebut adalah pusat dari kehidupan manusia yang berfungsi sebagai penggerak dari organ-organ yang lain.

Para ulama klasik terdahulu sering menjelaskan Qalbu tersubut dengan nilai-nilai Normatif. Akan tapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi ada sebuah riset terbaru pada abad 21 yang mengangkat kasus mengenai Transplantasi jantung serta efek terhadap pola hidup penerima transplantasi. Setelah dilakukan penelitian dan dimuat dalam jurnal ilmiah dapat disimpulkan bahwa ada kecenderungan pola hidup dan religiusitas yang menyamai dengan pemilik jantung sebelumnya. Dalam hal ini penjelasan ulama yang normative tersebut dapat dijawab dengan keterangan riset ilmiah yang dilakukan oleh beberapa ilmuan dari Arizona university.

Lebih lanjut lagi dilihat dari perspektif anatomi dan fisiologi, jantung terbentuk mendahului terbentuknya otak pada janin yaitu pada hari ke-21. Sedangkan terbentuknya otak pada minggu ke-4 kehamilan. Hal tersebut menandakan bahwa fungsi jantung sangat vital bagi kehidupan manusia. Bayangkan saja apabila jantung tidak berfungsi dengan sempurna, maka akan banyak komplikasi yang ditimbulkan dan akan muncul penyakit-penyakit yang disebabkan oleh tidak berfungsi jantung dengan sempurna. Bahkan diindonesia penyakit jantung adalah penyakit dengan prevalensi tinggi. Berbeda halnya dengan otak, berkurangnya fungsi otak tidak akan mempengaruhi secara signifikan terhadap organ lain.

Begitu besar peran jantung bagi kehidupan manusia, pada orang dewasa saja jantung dalam sehari dapat memompa ± 70.000 liter dan dalam 70 tahun hidup manusia jantung dapat memompa ± 1 juta barrel. Jantung memiliki tugas memompa darah kejaringan dengan jarak ± 100.000 km. jantung pun memiliki tugas lain yaitu membawa dan menukar oksigen yang baru dari paru-paru ke sel dan hasil pembakaran di dalam sel (sisa pembakaran yg tidak dibutuhkan) di bawa ke paru-paru kembali untuk dikeluarkan dan juga membawa zat-zat yang dibutuhkan keseluruh tubuh, bahkan otak manusia pun harus di suplai zat-zat yang menunjang kerjanya agar dapat terus berfikir.

Para ahli pun menegaskan bahwa jantung adalah pemimpin bagi otak. Hal ini didasarkan bahwa setiap sel pada jantung ternyata menyimpan memori atas apa yang kita lakukan. Profesor dari Arizona university pun mengatakan bahwa jantung menyimpan informasi hidup. Jantung akan mengalirkan implus listrik dari jantung ke otak. Ketika jantung tersebut memberikan aliran listrik yang positif maka otak pun akan meresponnya dengan positif dan akan menggerakan bagian tubuh lain untuk bertindak positif sesuai dengan apa yang di alirkan jantung ke otak. Sinyal-sinyal jantung yang dialirkan ke otak tersebut akan mempengaruhi emosi manusia.

Sejauh pembahasan ini, sudah dapat disimpulkan bahwa akar dari tingkah laku manusia bermula dari Qalbu (Anatomi fisiologi : jantung). Hal tersebut dapat menjawab paradoks-paradoks kehidupan manusia, seperti halnya kasus yang sedang berkembang pada saat ini. Contohnya ada seorang yang mengaku ulama yang bisa menggandakan uang atau juga ada ustad atau bisa disebut guru spiritual yang melakukan ritual seks dengan muridnya dengan dalih yang bermacam-macam. Bahkan yang lebih membuat aneh lagi pengikut dari mereka bukan saja dari kalangan yang bisa dikatakan kurang ilmu. Akan tetapi banyak dari kalangan intelektual berpendidikan, politisi, pejabat, militer, dan lain sebagainya. Pertanyaannya, Mengapa hal ini terjadi ?

Ada sebuah contoh yang memperkuat argumen tentang konsep Qalbu. Ada sebuah Koran yang memuat kisah tentang seorang pemulung yang menemukan tumpukan uang 100 jt di tempat sampah dan mengembalikan uang tersebut kepemiliknya. Kasus yang hampir sama dengan pemulung tersebut, akan tapi dengan kondisi dan tempat yang berbeda. Ada seorang pejabat yang mendapatkan uang 100 jt dan uang tersebut tidak dikembalikan kepada pemiliknya. Hal tersebut menurut penulis adalah hal yang aneh. Pejabat dengan tingkat pendidikan dan intelektualitas yang tinggi bisa melakukan hal yang tidak sesuai dari tingkat intelektualitasnya. Dan pemulung dengan tingkat pendidikan yang rendah bisa melakukan perbuatan yang mulia tersebut. Pertanyaannya, Mengapa hal ini terjadi ?

Kasus tersebut dapat dijawab dalam surat al-A’raf ayat 179, yang artinya :
“Dan sungguh, akan kami isi neraka jahanam banyak dari kalangan Jin dan Manusia. MEREKA MEMPUNYAI HATI/QALBU, TETAPI TIDAK DIPERGUNAKAN UNTUK MEMAHAMI (AYAT-AYAT ALLAH), dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak mereka gunakan untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah) dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak mereka gunakan untuk mendengar (ayat-ayat Allah), mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi, mereka itulah orang-orang yang lengah”

Jelas sudah inti dari fakta yang ada beserta solusinya. Disambungkan dengan benang merah  dari pendapat para ahli bahwasanya sistem yang ada di jantung akan mempengaruhi aktivitas listrik ke otak. Sel jantung akan menyimpan rekaman secara kuat. Sebagai contoh ketika ada seseorang yang menyakiti kita, maka akan teringat dan tertanam terus di hati dan benak kita akan hal tersebut. Hal ini memberikan kesimpulan bahwa segala sesuatu yang dilakukan memakai hati makan akan terekam lebih kuat dari pada hanya diingat memakai otak kita. Itulah mengapa penghafal al-quran yang menghafalkannya memakai hati maka akan teringat lebih kuat. Inilah rahasia ilmuan/ulama islam klasik yang memiliki multi ilmu, “ilmu dalam islam bukan dalam otak, tapi dalam Qalbu”. Barang siapa ilmunya tinggi akan tetapi tidak selaras dengan petunjuk Allah maka semakin jauh dari Allah swt. Inilah permasalah paradoks pada zaman ini dan menjangkiti negri ini.

Ada sebuah kisah: ketika seorang sahabat sedang bersama rasullulah, sahabat tersebut secara tidak sengaja melihat seorang wanita. Maka dibiarkanlah oleh rasul. Dan untuk kedua kalinya saat sahabat tersebut melihat wanita tersebut, maka rasullulah memperingatkannya. Secara naluriah seorang pria melihat wanita secara tidak sengaja dan mulai tertarik itu adalah hal yang wajar. Akan tetapi pada pandangan selanjutnya akan ada pikiran-pikiran yang menyertainya.

Maka niat menjadi hal yang penting. Niat bermula dari Qalbu dan Qalbu diibaratkan panglima, anggota tubuh lainnya seperti tangan, kaki, mata, dll adalah serdadunya. Apabila panglimanya sudah rusak maka rusak pulalah serdadu-serdadunya. Maka hal yang pertama dan paling utama adalah pendidikan Qalbu.
Kiat-kiat melakukan pendidikan terhadap Qalbu :
1. Dzikrullah
                 “Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), INGATLAH ALLAH DIWAKTU BERDIRI, DIWAKU DUDUK DAN DI WAKTU BERBARING. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardlu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman”. (Q.S An-Nisa : 103).

Secara universal kegiatan manusia terdiri dari 3 hal, yaitu : berdiri, duduk, dan terlentang. Maka diperintahkan kepada kita untuk selalu mengingat Allah pada setiap aktivitas. Bahkan saat masuk toilet saja islam telah mensettingnya agar manusia selalu mengingat Allah. Mulai dari proses masuk kamar mandi yang diawali dengan berdoa dan masuk dengan kaki kiri sampai dengan keluar toilet pun berdoa dan keluar dengan kaki kanan terlebih dahulu. Bahkan adab didalam kamar mandi pun telah diatur oleh islam dengan sedemikian rupa. Ada beberapa kekeliruan di masyarakat kita khususnya kaum muda, ada kegemaran yang aneh yaitu kebiasaan mencoret-coret kamar mandi. Padahal hal tersebut adalah hal yang kurang baik yaitu menyerupai tradisi kaum komunis yaitu vandalism (coret-coret ditembok).

Dengan terus mengingat Allah maka merecovery Qalbu kita untuk terus berbuat ma’ruf menjauhi perbuatan munkar. Berdzikir dapat meningkatkan hubungan transenden kita dengan Allah. Berdzikir bisa dilakukan kapan saja seperti :
·         Shalawat
·         Dzikir pagi dan sore
·         Dll


2. tilawah al-Qur’an
                 Pembahasan dilantut ditulisan berikutnya . . .





Daftar Pustaka/sumber :
·         Kajian Ahad Pagi Islamic Center UAD

·         Hati Mengeras Tak Tersiram Kitabullah Prof.Dr.Ir. H. Kudang Abdulllah B. Seminar, MSc Khutbah Idul Fitri 1433 H

Kamis, 31 Desember 2015

Kekuatan Seorang Ibu


          Ibu adalah orang yang special. Tanda bahwa ibu adalah orang yang special, di lihat dari sudut pandang kecerdasannya. Kaum ibu memiliki kelebihan, yaitu bisa melakukan suatu pekerjaan secara bersamaan dalam satu waktu. Itulah salah satu kelebihan dari kaum ibu. Dalam satu ayat dikatakan bahwa seorang wanita adalah perhiasan dunia dan semua keindahan di lambangkan oleh wanita. Begitu spesialnya seorang wanita sampai ada sebuah surat yang membahas secara focus tentang wanita, yaitu surat Annisa.
            Di balik kespesialan wanita, ternyata ada tiga fitrah wanita yang tidak akan bisa lepas atau hilang begitu saja dari diri seorang wanita. Dan apabila ada salah satu fitrah itu yang hilang, maka bisa di katakana bahwa wanita itu tidak sempurna. Tapi terkadang, seorang wanita tidak mengetahui atau awam mengenai tiga fitrah yang sangat penting ini. Sehingga banyak wanita yang keluar dari kespesialannya itu dan keluar dari jalur yang telah digariskan oleh Allah Swt.
            Apa saja Fitrah tersebut ? Berikut ulasannya :

1.      Wanita sebagai hamba Allah
Semua mahluk yang di ciptakan oleh Allah swt. Pada dasarnya adalah seorang hamba yang wajib mematuhi aturan dan ketentuan yang di gariskan oleh Rabb-nya . Tidak terkecuali wanita, yang berasal dari golongan manusia. Tentunya harus mematuhi aturan yang telah di gariskan kepadanya.
Dalam sebuah hadist dikatakan bahwasanya penghuni Neraka yang paling dominan adalah dari kaum wanita. Hal ini mengisyaratkan kepada kita semua bahwa banyak dari kaum wanita yang membangkang dari aturan-aturan Allah yang di sematkan kepadanya.
Pada realita di zaman kini. Banyak di antara kaum wanita yang sudah tidak mau menggantungkan jilbab/kerudungnya untuk menutupi keindahan bagian kepalanya. Ini adalah salah satu contoh dari ketidakmauan wanita mengikuti peraturan yang di tetapkan kepadanya, padahal itu adalah kebaikan yang di berikan oleh Allah kepadanya.
Al-Qur’an sudah jelas mengatakan dalam surat Al-Ahzab (33) Ayat 59 :
Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, “Hendaklah mereka menutup jilbab mereka keseluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu agar mereka lebih mudah di kenali, sehingga mereka tidak di ganggu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.
Asbabun Nuzul dari ayat di atas :
Aisyah ra memaparkan bahwa peristiwa ini terjadi setelah turunnya ayat hijab. Suatu saat, Saudah ra, salah satu istri Rasullulah saw, keluar rumah untuk suatu urusan. ‘Umar bin Khattab ra melihat saudah ra dan bertanya, “Mengapa kau keluar rumah?” Saudah ra bergegas pulang. Ia menemui Rasul saw dan berkata, “Rasullulah, aku keluar rumah untuk suatu urusan. Namun ‘Umar menegurku.” Atas hal itu, turunlah ayat ini. Lalu, Rasul saw bersabda, “Sesungguhnya Allah telah mengizinkan kamu keluar rumah untuk suatu urusan.” (HR. Bukhari) .

                        Jadi, sudah jelas ya. Wanita harus sesuai dengan fitrah-nya sebagai hamba Allah yang patuh mengikuti aturan-aturan yang telah di gariskan di Al-Qur’an ataupun Hadist. Karena Allah sayang kepada kaum wanita, maka Allah pun memberi aturan-aturan yang Pro kepada wanita.

2.      Wanita sebagai seorang istri
Selain patuh kepada Allah. Wanita pula harus patuh kepada suaminya, dengan syarat dan ketentuan yang berlaku. Misalnya, aturan suami tidak sesuai dengan aturan Allah swt maka, ikutilah aturan Allah swt. Dan seorang wanita yang baik adalah wanita yang mengarahkan suaminya kepada sesuatu yang benar, menuju jalan Allah swt.
Banyak terjadi di masyarakat kini, wanita menikah sesama jenis. Ini adalah suatu penyimpangan yang dilakukan seorang wanita, bagaimana wanita melanggar fitrahnya sebagai seorang istri dan sebagai seorang ibu.

3.      Wanita sebagai seorang ibu
Fitrah yang terahir dari seorang wanita adalah membimbing anak-anaknya menjadi anak yang sholeh dan sholehah. Mendidik anak yang dapat mengajak orang tuanya ke dalam surga. Walaupun tugas ini bukan hanya tugas seorang wanita, akan tetapi wanita memiliki peranan yang lebih besar dari pada seorang ayah yang lebih banyak di luar rumah untuk mencari nafkah.
Ada pula wanita yang belum memiliki buah hati, bukan berarti wanita tersebut tidak bisa menjadi seorang ibu. Banyak pula di luar sana anak yang tidak memiliki orang tua. Allah itu adil.

3 fitrah yang wajib di terapkan dalam kehidupan seorang wanita. Semoga bermanfaat. Syukron.

            

Rabu, 09 Desember 2015

Tragis! Indonesia Mayorias Muslim, Umat Kristen Membengkak



 Indonesia, Negeri Dengan Pertumbuhan Gereja Tercepat di Dunia

Indonesia adalah bangsa yang terdiri dari 1.700 pulau, terletak di Asia Tenggara dikenal memiliki penduduk Muslim terbesar di dunia. Tetapi, jangan bangga dulu. Benar umat Islam Indonesia mayoritas dan terbesar jumlahnya, tetapi statistik membuktikan angka pertumbuhan umat Islam Indonesia kalah dibandingkan dengan pemeluk Kristen. Sebabnya adalah upaya Kristenisasi yang massif terjadi di negeri ini.

Sekitar 90 persen dari 245.300.000 penduduk Indonesia adalah Muslim dengan pemeluk Islam perkotaan. Indonesia menempati urutan 47 daftar kebijakan pintu terbuka (Open Doors World Watch List), peringkat 50 negara yang dinilai yang paling sulit untuk menjadi seorang Kristen, demikian kata media itu.

Namun sebuah laporan oleh Christian Broadcasting Network (CBN) tahun 2012 menggambarkan pertumbuhan gereja di Indonesia sebagai hal paling “fenomenal”, termasuk peningkatan jumlah orang yang menghadiri gereja di banyak daerah.
Seorang pastor Indonesia Billy Njotorahardjo, mengatakan, gerejanya tumbuh dari 400 menjadi lebih dari 6.000 orang dalam kurun waktu empat tahun. CBN sempat merilis video pertumbuhan jemaat gereja di Indonesia.[Lihat: Report: Christianity Growing in Indonesia”] dan [Indonesia Churches Explode With Growth]

Majalah TIME, 26 April 26 2010, pernah membuat tulisan terkait perkembangan jemaat gereja di Indonesia dengan judul “Christianity’s Surge in Indonesia”.
Untuk menggambarkan “booming” penganut aliran ini, TIME bahkan menulis bahwa revolusi keagamaan sedang mengubah wajah Indonesia. Media ini mewawancarai Pastor David Nugroho.
“Orang berpikir bahwa Indonesia cuma sebuah negara Muslim. Tapi lihatlah jemaat ini, kami tidak takut untuk menunjukkan keyakinan kami,” ujar Pastor David Nugroho sambil membanggakan jamaah gerejanya yang berjumlah sekitar 400 orang, sedang mengikuti kebaktian.

TIME menulis, sulit mendapatkan jumlah pasti penganut Kristen di negara seperti Indonesia, dimana orang yang pindah agama dari Islam ke Kristen akan menghadapi stigmatisasi. Menurut sensus tahun 2000, penganut Kristen hanya 10 persen dari total penduduk Indonesia dan banyak pemuka umat Kristiani yang tidak percaya dengan angka ini. Mereka meyakini, jumlah penganut Kristen sebenarnya jauh lebih besar.
Menurut TIME, ketika Jakarta Praise Community yang dibentuk sepuluh tahun silam, mulanya kelompok ini hanya beranggotakan sekitar 200 orang. Dan sekarang, acara-acara kebaktian mereka dihadiri oleh sekitar 5.500 anggotanya yang kebanyakan berasal dari kaum urban.


Misa pagi Paskah di gereja Santa Theresia di Cipanas, Bogor, Jawa Barat, April 2010. (Foto: Reuters)
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Din Syamsuddin pada bulan April 2014 menunjukkan angka statistik pertumbuhan umat Islam Indonesia. Pada sensus penduduk 1990 jumlah umat Islam mencapai 87,6 persen. Angka ini kemudian meningkat menjadi 88,2 persen pada sensus penduduk 2000.

Yang memprihatinkan, kata Din, angka pertumbuhan tahunan umat Islam hanya 1,2 persen. Sementara Kristen dua kali lipatnya, yakni 2,4 persen per tahun.
Bila diturunkan lagi ke tingkat provinsi, akan lebih memprihatinkan lagi. Din mengutip data seorang penulis Leo Suryadinata yang menyebutkan angka pertumbuhan Kristen terbesar adalah di Provinsi Kepulauan Riau yang mencapai delapan persen per tahun.
Di bawahnya, ada tiga provinsi yang angka pertumbuhan Kristen mencapai tujuh persen. Ketiganya adalah Sumatera Barat, Jawa Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
“Di Jawa Barat itu di wilayah Sukabumi, Cianjur bagian Selatan. Modusnya mereka sewa rumah, kemudian digunakan untuk tempat belajar, main basket, main volly, kemudian dilakukan aktivitas pemurtadan,” jelas Din.

Pesatnya pertumbuhan umat salib
Pada tahun 80-an penduduk Muslim di Indonesia masih lebih dari 90%, maka pada tahun 2000 populasi muslim turun ke angka 88,2% dan tahun 2010 turun lagi menjadi 85,1%. Di Indonesia pertumbuhan agama Islam justru menurun drastis, seperti data di bawah ini:
  1. Berdasarkan hasil riset Yayasan Al Atsar Al-Islam (Magelang) dan dalam rangkaian investigasi diperoleh data bahwa mulai tahun 1999-2000 Kristen dan Khatolik di Jateng telah meningkat dari 1-5 % diawal tahun 1990, kini naik drastis 20-25% dari total jumlah penduduk Indonesia.
  2. Dari laporan Riset Dep. Dokumentasi dan Penerangan Majelis Agama Wali Gereja Indonesia, sejak tahun 1980-an setiap tahunnya laju pertumbuhan umat Khatolik: 4,6%, Protestan 4,5%, Hindu 3,3%, Budha 3,1% dan Islam hanya 2,75%.
  3. Dalam buku Gereja dan Reformasi penerbit Yakoma PGI (1999) oleh Pendeta Yewanggoe, dijelaskan jumlah umat Kristiani di Indonesia (dari Riset) telah berjumlah lebih 20%. Sedangkan menurut data Global Evangelization Movement telah mencatat pertumbuhan umat Kristen di Indonesia telah mencapai lebih 40.000.000 orang (19 % dari total 210 jumlah penduduk Indonesia)
  4. BPS (Badan Pusat Statistik) Indonesia melaporkan penurunan jumlah umat Islam di Indonesia. Contohnya di Sulawesi Tenggara turun menjadi 1,88% (dalam kurun waktu 10 tahun). Demikian pula di Jawa Tengah, NTT dan wilayah Indonesia lainnya.
  5. Dalam Kiblat Garut 26 Juni 2012, Menteri Agama RI saat itu, Suryadharma Ali mengatakan, dari tahun ke tahun jumlah umat Islam di Indonesia terus mengalami penurunan. Padahal di sisi lain, jumlah penduduk Indonesia terus bertambah. Semula, jumlah umat Islam di Indonesia mencapi 95 persen dari seluruh jumlah rakyat Indonesia. Secara perlahan terus berkurang menjadi 92 persen, turun lagi 90 persen, kemudian menjadi 87 persen, dan kini anjlok menjadi 85 persen.
  6. Menurut data Mercy Mission, sebanyak 2 juta Muslim Indonesia murtad dan memeluk agama Kristen setiap tahun. Jika ini berlanjut, diperkirakan pada tahun 2035, jumlah umat Kristen Indonesia sama dengan jumlah umat Muslim. Pada tahun itu, Indonesia tidak akan lagi disebut sebagai negara dengan penduduk mayoritas Muslim. (P001/R03) 
 


 


Sumber :

Hendrik Rudi.(2014).Diakes dari http://mirajnews.com/id/artikel/opini/di-indonesia-umat-kristen-membengkak-muslim-menyusut pada tanggal 10 Desember 2015

Minggu, 06 Desember 2015

Inilah Tipe-tipe Persahabatan, Di Mana Posisi Anda?

 

Saat itu, tidak ada yang meragukan kekuatan jumlah pasukan Thulaihah bin Khuwailid Al Asadi, yang memiliki 1000 tentara berkuda. Namun, ketika mereka berhadapan dengan pasukan Muslim, kekuatan itu seperti tidak ada gunanya, mereka dihancurkan tanpa ampun. Thulaihah Akhirnya mencari tahu penyebab kekalahan pasukannya,”Celakalah kalian! Apa yang menyebabkan kalian kalah?!”
Salah satu diantara prajuritnya pun menyatakan,”Saya akan memberi tahu anda penyebab kekalahan kami. Sesungguhnya tidak ada diantara kita seorang prajurit, kecuali ia menginginkan temannya mati terlebih dahulu darinya. Sedangkan kita berhadapan dengan satu kaum yang semuanya ingin mati sebelum teman-temannya!” (Hayat As Shahabah, 4/642)

Kisah di atas menggambarkan betapa dahsyatnya kekuatan persaudaraan yang mampu membentuk  prilaku itsar, hingga dalam masalah nyawa sekalipun! Disamping mempersolid kekuatan Muslim sifat ini juga menumbuhkan tingginya semangat untuk berkorban. Dengan berbekal kelebihan itu, para sahabat mampu mengalahkan  kekuatan senjata sekaligus banyaknya prajurit musuh. Makna Itsar sendiri, adalah pengutamaan terhadap hajat orang lain daripada hajat diri sendiri dikala membutuhkannya. (Tafsir Ibnu Kastir, hal. 1852)

Ketinggian sifat itsar para salaf bisa mencapai pada tahapan di atas karena, sifat ini sudah menjadi karakter dalam kehidupan mereka. Hal ini tergambar dari beberapa kasus prilaku itsar mereka dalam beberapa peristiwa.  Dalam Shahih Al Bukhari disebutkan, bahwa suatu saat seorang laki-laki yang mengaku sedang mengalami kesusahan datang kepada Rasulullah, sedangkan di rumah beliau sendiri tidak ada apa-apa yang bisa diberikan. Lalu Rasulullah menawarkan kepada para sahabat, siapa yang bersedia untuk memberi pelayanan kepada laki-laki tersebut. Akhirnya ada seorang laki-laki Anshar yang bernama Abu Thalhah menerima tawaran tersebut. Padahal saat itu di rumah kaluarga Abu Thalhah tidak ada persediaan makanan kecuali untuk anak-anak mereka. Akhirnya anak-anak mereka ditidurkan tanpa makan malam sedangkan ia dan istri juga tidak makan malam itu,  lantas semua makanan disajikan untuk tamu Rasulullah tersebut. Keesokan harinya, Rasulullah bersabda,”Allah takjub terhadap si fulan dan fulanah”. Hingga turunlah firman Allah yang artinya,”…dan mereka melakukan itsar atas diri mereka, walau ada pada mereka kesusahan…” (Al Hasyr [59]: 9)
Kisah itsar para salaf juga ditemuai di saat perang Yarmuk terjadi. Kala itu, Ikrimah dan bebarapa sahabat beliau terluka parah dan dalam keadaan kritis. Namun, ketika disodorkan air, beliau malah menolak, dan menyarankan agar air itu diberikan kepada orang lain. Padahal beliau dalam keadaan luka berat dan amat membutuhkan air. Demikian pula ketika air itu disodorkan kepada sahabat lainnya, air itu ditolaknya. Hingga sampai orang ke tiga, Ikrimah sudah wafat, kemudian disusul orang ke dua, hingga orang ketiga. Semuanya tidak ada yang meminum air tersebut, sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Al Bukhari. (lihat, Tafsir Ibnu Kastir, hal. 1852)

Ibnu Umar dalam sebuah periwayatan menyampaikan bahwa beliau mengirim kepala kambing untuk sahabat Rasulullah, namun sahabat tersebut malah menyarankan agar kepala kambing tersebut diberikan kepada sahabat lainnya. Demikian pula sahabat yang kedua, menyarankan agar kepala kambing tersebut diberikan kepada sahabat lainnya, hingga sampai kepada sahabat yang ke tujuh, ia meminta agar kepala kambing itu diberikan kepada sahabat yang pertama. (Al Ihya, 5/954)

Di kalangan salaf juga ada dua orang yang terkenal persahabatnnya, yakni Masruq dan  Khaitsamah. Kedua-duanya memang sedang terlilit hutang, namun keduanya lebih mengutamakan untuk membayar hutang sahabatnya. Masruq secara diam-diam melunasi Khaitsaman dan Khaitsamah juga melunasi hutang Masruq, tanpa sepengetahuannya. (Al Ihya, 5/954)

Demikianlah hasil tarbiyah yang dilakukan oleh Rasulullah. Masing-masing berlomba-lomba untuk mencintai saudaranya. Masing-masing berusaha untuk menjadi orang yang paling perhatian terhadap sahabatnya. Karena dengan melakukan hal itu, mereka menjadi orang yang dicintai Allah. Sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah,”Tidak saling mencintai antara dua sahabat karena Allah, kecuali Allah paling mencintai siapa yang paling mencintai saudaranya.” (Riwayat Al Hakim, beliau menyatakan,”Isnadnya Shahih)
Sifat itsar, tidak hanya menjadikan generasi awal, sebagai generasi yang tangguh dan ditakuti oleh musuh tapi di akhirat pelakunya juga memperoleh balasan dari Allah sebagai pribadi yang dicintai Allah Ta’ala.

Varian Hubungan Persahabatan
Sifat itsar  tidak timbul tanpa sebab. Ia tumbuh disebabkan persahabatan yang didasari cinta karena Allah. Imam Al Ghazali menggambarkan persahabatn semacam ini sebagai jenis kecintaan kepada seseorang, bukan karena pribadi orang  tersebut, tapi karena ingin memperoleh keridhaan Allah.
Sedangkan, mencintai seseorang karena kecintaan kepadanya menghantarkan kepada kecintaannya kepada perkara duniawi tidak termasuk kecintaan yang didasari karena mencari keridhaan Allah. Kecintaan seperti ini mirip kecintaan seseorang terhadap uang. Seseorang cinta uang bukan karena bendanya, tapi karena dengan uang ia bisa memperoleh apa yang ia cintai.

Demikian pula kecintaan kepada teman, ada yang mencintai teman karena ingin memperoleh keuntungan dari hubungan pertemanan itu. Bahkan pada keuntungan inilah ia tambatkan kecintaannya yang hakiki. Tidak heran, ada orang yang menjalin pertemanan untuk membangun jaringan bisnis atau memperkuat posisi politis. Ada pula pihak yang menjalin pertemanan dan mengumpulkan teman sebanyak-banyaknya untuk mendukung popularitas. Memang tidak ada larangan dalam hal itu, kacuali jika ada pelanggaran syar’i dalamnya, namun posisi pertemanan ini tidak akan melahirkan sifat itsar dan pengorbanan.
Biasanya, pertemanan jenis ini akan langgeng selama kepentingannya ada. Jika tujuan utama persahabatan tidak bisa diraih, maka persahabatan akan berakhir, karena dipandang tidak ada manfaat yang diperoleh. Bahkan terkadang pertemanan seperti ini berlanjut kapada hal-hal dilarang dalam syariat. Sekelompok manusia bisa suatu saat terlihat kompak dan solid, namun setelah waktu berlalu mereka berpisah, mereka saling hantam dan salin jegal. Bahkan sering pula dijumpai dalam satu team sekalipun terjadi saling sikut dan saling curiga karena masing-masing memiliki kepentingan sendiri yang ingin diraih dari perkumpulannya tersebut. Tentu, persahabatan yang seperti itu tidak akan membawa kemenangan bagi umat, dan tidak pula memperoleh keridhaan dari Allah Ta’ala. Bahkan bisa menimbulkan sifat egois yang pribadinya berpeluang untuk mudah diadu domba oleh musuh.*

Rep: Sholah Salim
Editor: Thoriq


Sumber :
Hidayatullah.(2015, 29 Oktober).inilah tipe-tipe persahabatan, dimana posisi Anda?. Diperoleh pada tanggal 06 Desember 2015 dari http://www.hidayatullah.com/kajian/gaya-hidup-muslim/read/2015/10/29/82245/inilah-tipe-tipe-persahabatan-di-mana-posisi-anda.html