Penulis : Tedi Rustandi
Tazkiyatun Nafs adalah memperbaiki jiwa dan membersihkan dengan
ilmu yang bermanfaat dan amal shaleh, serta melaksanakan perintah Allah dan
menjauhi larangannya.
Rasullullah
SAW mengajarkan di dalam sebuah hadist, yang berbunyi :
“ Ketahuialah, bahwa dalam tubuh manusia terdapat segumpal
(daging), yang kalau segumpal daging itu baik maka akan baik seluruh (anggota)
tubuhnya, dan jika segumpal daging itu buruk maka akan buruk seluruh (anggota)
tubuhnya, ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati (manusia)” (H.R
al-Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1559).
Itulah
Al-Qalbu (hati). Imam al-ghazali memberi keterangan bahwa Qalbu terdiri dari
dua komponen. Komponen yang pertama adalah dimensi jasadiyah dimana
dimensi ini terdiri dari daging yang lembut dan organ tersebut merupakan hal yang
paling penting dalam kehidupan manusia. Komponen yang kedua adalah dimensi ruhaniah
yang didalamnya ada sifat cahaya, yang memancurkan nilai-nilai illahiyah dari
allah swt.
Menurut
pendapat beberapa ulama bahwasanya yang dimaksudkan dengan Qalbu atau hati
apabila ditinjau dari segi ilmu kedokteran bisa disamakan dengan jantung
(heart). Dimana jantung tersebut adalah pusat dari kehidupan manusia yang
berfungsi sebagai penggerak dari organ-organ yang lain.
Para ulama
klasik terdahulu sering menjelaskan Qalbu tersubut dengan nilai-nilai Normatif.
Akan tapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi ada sebuah riset
terbaru pada abad 21 yang mengangkat kasus mengenai Transplantasi jantung serta
efek terhadap pola hidup penerima transplantasi. Setelah dilakukan penelitian
dan dimuat dalam jurnal ilmiah dapat disimpulkan bahwa ada kecenderungan pola
hidup dan religiusitas yang menyamai dengan pemilik jantung sebelumnya. Dalam
hal ini penjelasan ulama yang normative tersebut dapat dijawab dengan
keterangan riset ilmiah yang dilakukan oleh beberapa ilmuan dari Arizona
university.
Lebih lanjut lagi dilihat dari perspektif anatomi dan
fisiologi, jantung terbentuk mendahului terbentuknya otak pada janin yaitu pada
hari ke-21. Sedangkan terbentuknya otak pada minggu ke-4 kehamilan. Hal
tersebut menandakan bahwa fungsi jantung sangat vital bagi kehidupan manusia.
Bayangkan saja apabila jantung tidak berfungsi dengan sempurna, maka akan
banyak komplikasi yang ditimbulkan dan akan muncul penyakit-penyakit yang
disebabkan oleh tidak berfungsi jantung dengan sempurna. Bahkan diindonesia
penyakit jantung adalah penyakit dengan prevalensi tinggi. Berbeda halnya
dengan otak, berkurangnya fungsi otak tidak akan mempengaruhi secara signifikan
terhadap organ lain.
Begitu besar
peran jantung bagi kehidupan manusia, pada orang dewasa saja jantung dalam
sehari dapat memompa ± 70.000 liter dan dalam 70 tahun hidup manusia jantung
dapat memompa ± 1 juta barrel. Jantung memiliki tugas memompa darah kejaringan
dengan jarak ± 100.000 km. jantung pun memiliki tugas lain yaitu membawa dan
menukar oksigen yang baru dari paru-paru ke sel dan hasil pembakaran di dalam sel
(sisa pembakaran yg tidak dibutuhkan) di bawa ke paru-paru kembali untuk
dikeluarkan dan juga membawa zat-zat yang dibutuhkan keseluruh tubuh, bahkan
otak manusia pun harus di suplai zat-zat yang menunjang kerjanya agar dapat
terus berfikir.
Para ahli pun
menegaskan bahwa jantung adalah pemimpin bagi otak. Hal ini didasarkan bahwa
setiap sel pada jantung ternyata menyimpan memori atas apa yang kita lakukan.
Profesor dari Arizona university pun mengatakan bahwa jantung menyimpan
informasi hidup. Jantung akan mengalirkan implus listrik dari jantung ke otak.
Ketika jantung tersebut memberikan aliran listrik yang positif maka otak pun
akan meresponnya dengan positif dan akan menggerakan bagian tubuh lain untuk
bertindak positif sesuai dengan apa yang di alirkan jantung ke otak.
Sinyal-sinyal jantung yang dialirkan ke otak tersebut akan mempengaruhi emosi
manusia.
Sejauh pembahasan
ini, sudah dapat disimpulkan bahwa akar dari tingkah laku manusia bermula dari
Qalbu (Anatomi fisiologi : jantung). Hal tersebut dapat menjawab
paradoks-paradoks kehidupan manusia, seperti halnya kasus yang sedang
berkembang pada saat ini. Contohnya ada seorang yang mengaku ulama yang bisa
menggandakan uang atau juga ada ustad atau bisa disebut guru spiritual yang
melakukan ritual seks dengan muridnya dengan dalih yang bermacam-macam. Bahkan
yang lebih membuat aneh lagi pengikut dari mereka bukan saja dari kalangan yang
bisa dikatakan kurang ilmu. Akan tetapi banyak dari kalangan intelektual
berpendidikan, politisi, pejabat, militer, dan lain sebagainya. Pertanyaannya, Mengapa
hal ini terjadi ?
Ada sebuah
contoh yang memperkuat argumen tentang konsep Qalbu. Ada sebuah Koran yang
memuat kisah tentang seorang pemulung yang menemukan tumpukan uang 100 jt di
tempat sampah dan mengembalikan uang tersebut kepemiliknya. Kasus yang hampir
sama dengan pemulung tersebut, akan tapi dengan kondisi dan tempat yang
berbeda. Ada seorang pejabat yang mendapatkan uang 100 jt dan uang tersebut
tidak dikembalikan kepada pemiliknya. Hal tersebut menurut penulis adalah hal
yang aneh. Pejabat dengan tingkat pendidikan dan intelektualitas yang tinggi
bisa melakukan hal yang tidak sesuai dari tingkat intelektualitasnya. Dan
pemulung dengan tingkat pendidikan yang rendah bisa melakukan perbuatan yang
mulia tersebut. Pertanyaannya, Mengapa hal ini terjadi ?
Kasus tersebut
dapat dijawab dalam surat al-A’raf ayat 179, yang artinya :
“Dan sungguh, akan kami isi neraka jahanam banyak dari kalangan Jin
dan Manusia. MEREKA MEMPUNYAI HATI/QALBU, TETAPI TIDAK DIPERGUNAKAN UNTUK MEMAHAMI
(AYAT-AYAT ALLAH), dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak mereka gunakan
untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah) dan mereka mempunyai telinga (tetapi)
tidak mereka gunakan untuk mendengar (ayat-ayat Allah), mereka itu seperti
binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi, mereka itulah orang-orang yang
lengah”
Jelas sudah
inti dari fakta yang ada beserta solusinya. Disambungkan dengan benang merah dari pendapat para ahli bahwasanya sistem yang
ada di jantung akan mempengaruhi aktivitas listrik ke otak. Sel jantung akan
menyimpan rekaman secara kuat. Sebagai contoh ketika ada seseorang yang
menyakiti kita, maka akan teringat dan tertanam terus di hati dan benak kita
akan hal tersebut. Hal ini memberikan kesimpulan bahwa segala sesuatu yang
dilakukan memakai hati makan akan terekam lebih kuat dari pada hanya diingat
memakai otak kita. Itulah mengapa penghafal al-quran yang menghafalkannya
memakai hati maka akan teringat lebih kuat. Inilah rahasia ilmuan/ulama islam klasik
yang memiliki multi ilmu, “ilmu dalam islam bukan dalam otak, tapi dalam Qalbu”.
Barang siapa ilmunya tinggi akan tetapi tidak selaras dengan petunjuk Allah
maka semakin jauh dari Allah swt. Inilah permasalah
paradoks pada zaman ini dan menjangkiti negri ini.
Ada sebuah
kisah: ketika seorang sahabat sedang bersama rasullulah, sahabat tersebut
secara tidak sengaja melihat seorang wanita. Maka dibiarkanlah oleh rasul. Dan untuk
kedua kalinya saat sahabat tersebut melihat wanita tersebut, maka rasullulah
memperingatkannya. Secara naluriah seorang pria melihat wanita secara tidak
sengaja dan mulai tertarik itu adalah hal yang wajar. Akan tetapi pada
pandangan selanjutnya akan ada pikiran-pikiran yang menyertainya.
Maka niat
menjadi hal yang penting. Niat bermula dari Qalbu dan Qalbu diibaratkan
panglima, anggota tubuh lainnya seperti tangan, kaki, mata, dll adalah
serdadunya. Apabila panglimanya sudah rusak maka rusak pulalah
serdadu-serdadunya. Maka hal yang pertama dan paling utama adalah pendidikan
Qalbu.
Kiat-kiat melakukan pendidikan terhadap Qalbu :
1. Dzikrullah
“Maka apabila
kamu telah menyelesaikan shalat(mu), INGATLAH ALLAH DIWAKTU BERDIRI, DIWAKU
DUDUK DAN DI WAKTU BERBARING. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka
dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah
fardlu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman”. (Q.S An-Nisa :
103).
Secara universal
kegiatan manusia terdiri dari 3 hal, yaitu : berdiri, duduk, dan terlentang. Maka
diperintahkan kepada kita untuk selalu mengingat Allah pada setiap aktivitas. Bahkan
saat masuk toilet saja islam telah mensettingnya agar manusia selalu mengingat
Allah. Mulai dari proses masuk kamar mandi yang diawali dengan berdoa dan masuk
dengan kaki kiri sampai dengan keluar toilet pun berdoa dan keluar dengan kaki
kanan terlebih dahulu. Bahkan adab didalam kamar mandi pun telah diatur oleh islam
dengan sedemikian rupa. Ada beberapa kekeliruan di masyarakat kita khususnya
kaum muda, ada kegemaran yang aneh yaitu kebiasaan mencoret-coret kamar mandi.
Padahal hal tersebut adalah hal yang kurang baik yaitu menyerupai tradisi kaum
komunis yaitu vandalism (coret-coret ditembok).
Dengan terus
mengingat Allah maka merecovery Qalbu kita untuk terus berbuat ma’ruf menjauhi
perbuatan munkar. Berdzikir dapat meningkatkan hubungan transenden kita dengan
Allah. Berdzikir bisa dilakukan kapan saja seperti :
·
Shalawat
·
Dzikir
pagi dan sore
·
Dll
2. tilawah al-Qur’an
Pembahasan dilantut
ditulisan berikutnya . . .
Daftar Pustaka/sumber :
·
Kajian
Ahad Pagi Islamic Center UAD
·
Hati Mengeras Tak Tersiram
Kitabullah Prof.Dr.Ir. H. Kudang Abdulllah B. Seminar, MSc Khutbah Idul Fitri
1433 H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Selamat Datang di ENote Sahabat . . The Eco